Kamis, 17 November 2011

Perkembangan Media Pendidikan


Kalau kita lihat perkembangannya, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkrettkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audiosehingga kita kenal adanya alat audio visual aids (AVA).
Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalu penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu ini Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal degan nama kerucut pengalaman (cone of experience) dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu. Kerucut pengalaman merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambing verbal (abstrak). Semakin keatas dipuncak kerucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu. perlu dicatat bahwa urutan-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi mengajar belajar harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.


Dasar pengembangan kerucut pengalaman bukanlah tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan jumlah jenis indra yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan palig bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peaba. Ini dikenal dengan learning by doing misalnya keikutsertaan dalam menyiapkan makanan, membuat perabot rumah tangga, mengumpulkan perangko, melakuakn percobaan dilaborat dan lain-lain. Yamg kesemuaannya itu memberikan dampak langsung terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan, ketermpilan dan sikap.
Tingkat keabstrakan pesan akan semakintinggi ketika pesan itu dituangkan ke dalam lambing-lambang seperti bagan, grafik atau kata. Jika pesan terkandung dalam lambing-lambang seperti itu, indera yang dilibatkan untuk meafsirkannya semakin terbatas, yakni indera penglihatan atau pendengaran. Meskipun tingkat partisipasi fisik berkurang, keterlibatan imajinatif semakin bertambah dan berkembang. Sesungguhnya pengalaman konkret dan pengalaman abstrak dialami silih berganti; hasil belajar dari pengalaman langsung mengubah dan memperluas jangkauan abstrak seseorang, dan sebaliknya, kemampuan interpretasi lambing kata membentu seseorang untuk memahami pengalaman yang di dalamnya ia terlibat langsung.


Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk
Media Pembelajaran, Prof.Dr.Azhar Arsyad, M.A

1 komentar:

  1. Best Online Slots, Table games & Live Dealer Games at JTM
    Best Online Slots, Table Games & Live Dealer 하남 출장마사지 Games 경산 출장샵 at JTM! 의정부 출장샵 Find the newest and most popular 군포 출장안마 games and ways to play at 목포 출장안마 JTM!

    BalasHapus